Senin, 17 Juni 2013

Kota Bandar Lampung

 
Seni dan budaya
Sastra Lampung menjadi lahan yang subur bagi pertumbuhan sastra, baik sastra (berbahasa) Indonesia maupun sastra (berbahasa) Lampung.
Teater
Perkembangan teater di Lampung banyak dilatarbelakangi dari keinginan para pelajar dan mahasiswa yang tergabung dalam kelompok seni untuk mendalami seni peran dan pertunjukkan. Beberapa kelompok teater kampus dan pelajar yang masih tercatat aktif sampai saat ini adalah teater Kurusetra (UKMBS Unila), KSS (FKIP Unila), Green Teater (Umitra), Teater Biru (Darmajaya), Teater Kapuk (STAIN Metro), Teater Sudirman 41 (SMUN 1 Bdl), Teater Gemma (SMUN 2 Bdl), Teater Palapa (SMUN 3 Bdl), Teater Madani(SMUN 5 Bdl), Teater Handayani (SMUN 7 Bdl),Kolastra (SMUN 9 Bdl), Teater sebelas (SMUN 11 Bdl), Teater Pelopor (SMU Perintis 1 Bdl), Insyaallah Teater (SMU Perintis 2 Bdl), Teater Cupido (SMUN 1 Sumberjaya).
Sedangkan beberapa teater yang digerakkan seniman-seniman Lampung yaitu Teater Satu, Komunitas Berkat Yakin (Kober), Teater Kuman, Teater Sendiri. Penggerak teater di Lampung yang masih eksis mengembangkan seni pertunjukkan teater melalui karya-karyanya antara lain Iswadi Pratama, Ari Pahala Hutabarat, Robi akbar, M. Yunus, Edi Samudra Kertagama, Ahmad Jusmar, Imas Sobariah, Ahmad Zilalin, Darmawan. Lampung tidak hanya dikenal banyak melahirkan sastrawan-sastrawan baru namun aktor-aktor potensial pun juga tidak sedikit yang muncul seperti, Rendie Dadang Yusliadi, Robi Akbar, Eyie, Iin Mutmainah, M Yunus, Dedi Nio, Liza Mutiara Afriani, Iskandar GB, Ruth Marini.
Dalam tiap tahunnya even-even teater seperti pertunjukkan, lomba, workshop dan diskusi kerap digelar di Provinsi ini serta tempat tempat yang sering digunakan adalah Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Lampung, Auditorium RRI, GSG

Rumah Adat Lampung

Rumah Adat Lampung



Rumah adat pribumi Lampung bernama Sessat. Bentuk bangunan dimaksud berdasarkan keasliannya mempunyai ciri-ciri fisik berbentuk panggung bertiang yang bahan bangunannya sebagian besar terbuat dari kayu. Pada sisi bangunan tertentu ada yang memiliki ornamen yang khas. Umumnya sessat ini berupa rumah besar. Namun dewasa ini, rumah-rumah adat (sessat) di kampung-kampung penduduk asli Lampung sebagian besar dibangun tidak bertiang/depok (berlantai di tanah). Sedangkan fungsinya tetap sama.Secara umum bentuk bangunan tempat tinggal di lingkungan masyarakat pribumi Kabupaten Lampung boleh di bilang cukup beraneka ragam. Keanekaragaman ini sesuai dengan pola serta seni pertukangan
yang ada. Kanyataan itu dapat di lihat dari keragaman bentuk rumah (bahasa daerah: rumah= nuwo) yang didirikan oleh warga setempat sebagai tempat tinggal/berdiam, mengembangkan keturunan/berkeluarga dan sebagainya.
Bervariasinya bentuk serta ukuran rumah merupakan keanekaragaman bangunan yang dimiliki oleh penduduk setempat. Rumah pulalah banyak hal dapat dilakukan. Dari bentuk serta ukuran rumah juga taraf hidup bisa di lihat. Sedangkan ukurannya tidak tentu. Bisa saja tergantung dari luas tanah, kemampuan, kebutuhan dan lain-lain.
Sebagai tempat menetap, rumah sangat penting artinya. Namun nampaknya walaupun demikian, bentuk-bentuknya juga dari waktu ke waktu turut mengikuti perkembangan. Beberapa model bangunan rumah tempo dulu mempunyai karekteristik, yaitu berbentuk panggung bertiang. Sebagai tempat tinggal, bentuk bangunan rumah masyarakat pribumi Lampung nampaknya memiliki persamaan dengan rumah-rumah di lingkungan penduduk asli lainnya di Provinsi Lampung. Tapi kini, nuwo-nuwo itu banyak sekali mengalami perubahan, mulai dari bentuk bangunan yang banyak berlantai tanah/depok (tak bertiang) hingga ornamen lainnya yang tak lagi bercirikan kultur Lampung. Peradaban telah pula membawa perubahan terhadap seni bangunan rumah dilingkungan pribumi masyarakat Lampung yang semakin majemuk.

Tari Tradisional Lampung

Tari Tradisional Lampung

Tari sembah Sigeh Penguten adalah tari tradisional indonesia yang berasal dari propinsi lampung. Tarian ini pada awalnya bernama tari sembah. Namun terlah begitu banyak jenis tarian sembah, maka untuk membedakannya kemudian di bakukan menjadi tari Sigeh Penguten. Namun pada perjalanannya akhirnya di kenal dengan istilah tari sembah sigeh penguten.

Tari sembah Sigeh Penguten merupakan tari adat budaya lampung yang berasal dari suku Pepadun. Semula tarian ini di persembahkan  untuk menyambut kedatangan para raja dan tamu-tamu istimewa. Sebagai cara menunjukan keramahan dan penghormatan. Mungkin karena hal ini kemudian tari sembah sigeh penguten identik sebagai tari penyambutan. Selain diperagakan diupacara-upacara adat serta upacara penyambutan tamu agung, tari sembah juga sering di peragakan di acara pernikahan adat Lampung, fungsinya tetap sama yaitu sebagai upacara penyambutan untuk para tamu ytari sigeh pengutenang hadir di acara tersebut.

Sebagai sebuah tarian daerah, tari sembah Sigeh penguten dalam setiap penampilannya sangat menonjolkan ciri-ciri budaya adat istiadat lampung. Terutama dalam busana yang dikenakan oleh para penari. Busana yang dikenakanoleh para penari adalah busana asli daerah seperti yang dikenakan pengantin wanita asli suku Lampung lengkap dengan siger dan tanggainya.

Busana dan Atribut Tari Sembah Sigeh Penguten

Busana dan Atribut tari sembah Sigeh Penguten. Tari sembah Sigeh Penguten merupakan tari adat tradisional lampung yang di segala aspek menonjolkan seni budaya lampung. Terutama pada busana dan atribut yang dikenakannya ada ciri lampung yang khas. Seperti siger dan tanggai ataupun kain tapis yang dikenakan para penari. Semua khas lampung dan hanya ada di daerah Lampung.

Busana dan atribut yang dikenakan oleh para penari tari sembah sigeh penguten antara lain adalah:

1. Busana yang dikenakan oleh para penari tari sembah sigeh penguten terdiri dari: